Ini kisah gembira, tentang kembalinya sang Bayu nan teduh; Sang kawan sejati, Sang teman sehati, kala menatap Cinta.
Dinda, mengapa pergi demikian lama? Tak tahukah engkau rindu tlah menggunung?
Kini engkau kembali, wahai putri jelita Kini kerinduan tlah terobati, Berganti gejolak yang tak kalah merisaukan; Penantian akan Senyum yang kau tebar, Senyum termanis dari jiwa yang Indah.
Dan, Tanganpun terulur sambut semerbak kembang setaman; “Mari dinda, warnai samudra dengan goresan pena.”
***”Karena itu, ajaklah perasaan menjunjung tinggi akal budi, meraih puncak-puncak getaran kebenaran sejati, keduanya mewujudkan sebuah simfony.***